Aku, Sahabat dan Kenangan

Hari ini, bertepatan dengan peringatan 8 tahun tsunami di Aceh.
Sediih rasanya mengingat peristiwa yang Maha dahsyat itu, dimana banyak orang yang kehilangan orang-orang terkasih. Termasuk saya, kehilangan banyak saudara dan 2 orang sahabat yang paling saya kasihi. Nova dan Chaca, kedua sahabat saya ini ikut hilang bersama ribuan orang lainnya tanpa pernah ditemukan.
Sampai sekarang rasanya saya masih ga percaya kalau mereka udah ga ada. Itu karena mereka selalu ada dihati saya, hidup di dalam kenangan indah yang akan selalu saya ingat. Saya akan flashback saat pertama kali saya bertemu dan memulai persahabatan diantara kami.

Saya mengenal Nova dan Chaca itu pada saat saya duduk di bangku SMP, karena kebetulan kami sekolah di sekolah yang sama yaitu di SMP 1 Banda Aceh. Saya mengenal Chaca awalnya pada saat kelas 1, dimana kami sama-sama menjadi pengurus OSIS. Kami hanya dekat pada saat kegiatan OSIS saja, diluar itu kami tidak terlalu dekat. Kalau sama Nova, saya hanya mengenalnya sebagai teman satu angkatan saja. Dan ga pernah bertegur sapa sebelumnya. Baru mulai dekat sama Nova itu pada saat kami tamat SMP dan menghabiskan libur panjang di Medan bersama 2 orang teman lainnya.

Pada saat pertama kali masuk SMA tahun 2002 ternyata saya, Nova dan Chaca satu sekolahan lagi. Tapi sayangnya kami ga sekelas. Awalnya saya dan Papah yang sekelas. Papah itu teman dan juga saudara saya. Kita juga baru dekat pada saat SMP, karena sebelumnya sebagai saudara juga kita jarang ketemu.
Sekolah baru aja dimulai, jadi masih banyak murid berpindah-pindah kelas. Termasuk Nova dan Chaca yang akhirnya terdampar di kelas saya dan Papah. Dan akhirnya kita berempat sekelas. Yeay.. hehe

Tapi walaupun sekolah baru dimulai, saya sempat ga masuk sekolah hampir 1 bulanan karena sebagai anggota paskibra sekolah, saya terpilih untuk mengikuti pelatihan persiapan 17 Agustus tingkat daerah. Setelah hampir sebulanan akhirnya saya kembali masuk sekolah. Pada saat saya masuk, ternyata di kelas saya ada murid tambahan, pindahan dari Jakarta namanya Andry. Dan disitulah cerita kami bermula..

Awalnya kami berlima ga dekat, tapi banyak kesamaan yang akhirnya membuat kami dekat satu sama lain. Kami berlima kebetulan masuk di kelas unggul, yang isinya orang-orang pinter yang kerjaannya belajaaar mulu sampe-sampe jam istirahat mereka gunain buat belajar. Dan kebetulan kita berlima yang paling berbeda dengan anak-anak sekelas lainnya. Kalau jam istirahat langsung cabut ke kantin. hehe.. Karena kelas kami kelas unggul, kami diwajibkan mengikuti pelajaran tambahan sampe sore dan waktu kami bersama jadi lebih banyak

Banyak kejadian seruan yang kami alami. Kejadian seru dikelas aja banyaak bgt. Dari curhat-curhatan di kertas pas jam pelajaran, sampe ditegur sama guru gara-gara kebanyakan ngobrol. Kita berlima duduknya berdekatan, tapi pada saat mau serius belajar kita tuker kursi yg berjauhan biar ga ngobrol trus. hehe..
Kalau disekolahan kita sering banget jalan ke sana kemari. Dari nyobain satu kantin ke kantin yang lain. Kita berlima paling ga betah kalau di kelas, ada jam kosong dikit karena guru ga masuk aja kita langsung kabur dari kelas. Pernah juga kita main petak umpet sama guru gara-gara jam kosong yang seharusnya ga boleh ada yang keluar kelas, kita malah jajan dan hampir ketauan guru yang jaga. hahaha.. Bandel yaa? Tapi seru lho.

Kami juga pernah ngalami gimana indahnya jatuh cinta, sakitnya patah hati, dan bermimpi akan sebuah kehidupan di masa depan. Yaa kami punya banyak mimpi. Mimpi yang ingin kami wujudkan bersama-sama. Dari keinginan kami untuk melanjutkan kuliah bareng, ngkost bareng sampe pengen punya komplek rumah yang sama biar selalu bisa bareng-bareng kalau kami berkeluarga nanti. Kami menulis mimpi-mimpi kami di sebuah binder yang kami namain Binder PANCO. Kenapa PANCO? Karena itu singkatan nama kami yang terdiri dari Papah, Andry, Nova, Chaca dan Oya. Kami mengisi binder dengan bermacam hal dari curhat, puisi, lirik lagu yang kita suka, pengakuan, janji kita dan banyak lagi deh. Dan awal ngebikin binder itu adalah ide nya Nova.

Sudah banyak hari yang kami lewati dengan penuh candaan, air mata, ngambek-ngambekan sampe berantem. Ga nyangka yaa kami pernah berantem. Yaa namanya juga remaja perempuan, pasti ada sensi-sensian dan ego masing-masing. Tapi disitulah kami belajar menjadi lebih mengerti satu sama lain dan saling menyayangi seperti keluarga sendiri.

Hal paling menyedihkan pertama kali buat kami alami adalah, ketika kelas 2 kami harus berpisah dengan Papah. Karena pada saat itu Papah harus pindah ke Medan. Karena kami terbiasa selalu berlima, jadi pada saat ga ada Papah rasanya bener-bener ada yang kurang. Dan kami coba menjalani itu. Tapi walaupun Papah jauh, kami selalu berusaha untuk tetap menjaga komunikasi. Pada saat Papah balik ke Aceh kami selalu menyempatkan berkumpul berlima.

Tapi hal yang paling menyedihkan yang harus kami alami adalah pada saat Desember 2004. Dimana kejadian tsunami paling dahsyat terjadi di Aceh pada hari Minggu pagi tanggal 26 Desember 2004. Saat itu kami sedang libur ujian untuk beberapa hari dan saya memutuskan buat liburan ke Medan. Setelah mendengar kejadian itu saya langsung balik ke Aceh senin pagi. Komunikasi terputus dan menyebabkan saya tidak bisa menghubungi siapapun termasuk keluarga saya. Setelah nyampe Aceh dengan penuh perjuangan  dan air mata, Alhamdulillah saya melihat keluarga inti saya selamat semua dan berkumpul di rumah. Karena kondisi yang ga memungkinkan, listrik yang terus mati, dan terputusnya alat komunikasi membuat saya hanya berada di rumah tanpa mengetahui apapun kejadian di luar sana. Sampe di suatu pagi yang cerah saya dapat berita itu dari teman sekelas saya yang datang ke rumah. "Nova dan Chaca ga ditemuin Ya" itu kalimat yang keluar dari mulutnya. Serasa disambar gledek. Pengen teriak ga percaya pada saat itu. Cuma bisa nangis meluk teman yang bawa kabar mengejutkan itu. Padahal baru 2 hari kami ga ketemu, tapi kami harus terpisah untuk selamanya. Sediiiih, sediiih banget rasanya. Ga percaya kalau ini harus kami alami..

Baru seminggu saya berada di Aceh, saya dan keluarga mengungsi ke Jakarta. Pada saat itulah saya baru bisa komunikasi dengan Andry dan Papah. Saya sempat nangis-nangisan di telfon sama Andry, masih ga percaya kalau Nova dan Chaca udah ga ada. Karena beberapa hari sebelum kejadian, kami masih sama-sama mengikuti ujian di sekolah. Dan yang paling menyedihkan buat saya adalah pada saat Andry bilang mungkin dia akan melanjutkan sekolah yg tersisa 1 semester lagi sebelum tamat di Jakarta. Saya ngerasa ga bisa ngelanjutin hari-hari saya tanpa mereka. Saya ngerasa bener-bener tinggal sendirian. Sediiiiih banget cuma bisa nangis terus nginget mereka semua.

Setelah sebulan akhirnya saya kembali ke sekolah dan berita gembiranya adalah Andry tetap melanjutkan sekolah di Aceh bersama saya. Hari-hari yang kami lewati awalnya terasa berat, selalu nangis kalau ingat Nova dan Chaca. Kami lebih banyak diem di kelas, dan jarang keluar kelas. Karena di setiap sudut sekolah mengingatkan kami akan Nova dan Chaca. Ga terasa sampailah kami di hari kelulusan dan yang pasti tanpa Nova dan Chaca. Seharusnya kami lulus berempat..

Setelah lulus SMA, Andry melanjutkan kuliah di Jakarta dan Papah masih di Medan. Kami masih terus komunikasi. Binder yang berisi banyak kenangan itu selalu masih tetap kami simpan sampai sekarang. Pada saat berjauhan kami akan mengirimnya secara bergantian. Jauh hari kami baru menyadari, binder ini adalah kenangan yang Nova dan Chaca tinggalkan buat kami.

Terima kasih Nov, Cha.. Kalian mengajarkan banyak hal dan memberikan banyak kenangan pada kami yang tidak akan pernah kami lupakan. Kita akan selalu menjadi sahabat. Selalu.. Selamanya.. PANCO forever and ever



Foto Almh. Nova dan Chaca 



Binder PANCO



Curhatan-curhatan di kertas saat jam belajar



Sebagian foto PANCO



Kata-kata terakhir dari Nova dan Chaca buat Ucapan bday Oya




 *Not allowed to copy & paste photos without permission.
Copyright of SroyAlaydrus Blog.





Comments

  1. sad :( sabar ya kak, semoga sahabat kakak diterima d sisi-Nya

    ReplyDelete
  2. Hiks sedih... aku kenal kalian semua tp lupa sama papah

    ReplyDelete
  3. Aq merasa tertawa kecil dalam kesedihan, tidak & bukan berarti negative thinking lho, justru disitu aq merasakn "how sweet moment you peoples have that" berpisah dg mereka bukan berarti kesedihan yg harus di ratapi namun saling mendo'akn agar all friend always be fine. Hal spt itu aq jg rasakan saat aq mengembara di luar negeri, bertemu teman2 yg soleh, yg masih aq ingat kata2nya "Dia benci dg pertemanan yg baik ini kenapa? krn kita akan berpisah suatu hari" menyedihkan memang! itulah kehidupan, itulah Takdir (Qodho & Qodhar). Anyhow, Salut, smg Allah Swt berikan kebarokahan atas segala friendship tsb. Wslm.

    ReplyDelete
  4. Genk PANCO ini terkenal ampe SMA 1 lho. A little bit sad but nice story thou :(

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Beijing, China part 2

se'SERU'an

when i was child